Saturday, June 12, 2010

TRIP TO SOLO (seri LOKANANTA)

Sebenarnya post trip to solo terdiri atas berbagai subtitle, hahaha, karena bukan hanya satu atau 2 tempat yang aku kunjungi, jadi harap maklum jika banyak serinya.

Oke kunjungan ke solo ini awalnya merupakan study tour angkatan di kampusku, komunikasi UGM 2009. Aku dan KASKUSIAN 2009 (nama angkatanku) berangkat dari Jogja pada pukul 07.30 WIB. Kami menyewa 3 bis besar dengan kapasitas sekitar 50 org, ber-AC, dan ternyata, ada fasilitas untuk karaoke lengkap dengan tv. Hahaha, sayang sekali tidak ada yang menggunakan fasilitas tersebut.


Kami tiba di tujuan pertama yakni di LOKANANTA. Tempat ini merupakan studio rekaman yang sudah berdiri sejak awal kemerdekaan RI. Lokananta berlokasi di Jl. Jendral A.Yani no 379 Surakarta 57143. Lokananta juga berfungsi sebagai Perum Percetakan Negara RI cabang Surakarta.





Sekilas tidak ada yang berbeda dengan studio rekaman lainnya. Namun, studio yang bentuk bangunannya sederhana ini memiliki banyak sekali koleksi piringan hitam. Hal inimungkin disebabkan karena dulu belum ada studio rekaman di Indonesia. Jadi bisa dikatakan Lokananta ini merupakan studio pertama yang masih terus mempertahankan eksistensinya hingga saat ini. Aku sempat melihat koleksi piringan hitam di Lokananta. Ada puluhan rak tinggi besar yang digunakan sebagai tempat piringan hitam. Ada sekitar 2 atau 3 ruangan yang penuh dengan rak piringan hitam. Koleksi piringan hitam ini terdiri atas berbagai macam genre, mulai dari gamelan, keroncong, lagu perjuangan, dan masih banyak lagi. Tapi, sesuai dengan perkembangan zaman, studio ini sekarang sudah menggunakan sistem digital dalam pengoperasiannya.



Studio Lokananta sekarang masih digunakan terutama dalam pengolahan musik yang berhubungan dengan gamelan. Namun demikian mereka tidak menolak apabila ada permohonan dalam penggarapan musik yang sedang digandrungi zaman sekarang. Saat aku dan teman-teman diajak melihat ke dalam studionya, aku sangat kagum karena di dalamnya terdapat satu set lengkap peralatan gamelan dan ada alat band di ujung belakan studio. Alat gamelan tersebut masih terawat dengan sangat baik. Selain itu juga terdapat ruang pengoperasian rekaman yang juga tetap terawat dengan baik.

Kunjungan ke Lokananta merupakan pengalaman yang menyenangkan karena aku pun tahu bahwa masih ada studio rekaman yang masih tetap bertahan dengan perangkat gamelannya dan menjaga kekayaan budaya bangsa yang jumlahnya ribuan. Meskipun respon masyarakat terhadap studio ini masih sangat kurang, pegawai Lokananta tetap berusaha untuk mengembalikan dirinya seperti saat pertama kali didirikan.

1 comments:

adhi27prakosa said...

mantap

Post a Comment

 

Blog Template by YummyLolly.com