Monday, June 7, 2010

KESADARAN DARI PERAHU KERTAS

seharian ini, dari pagi hingga saat aku mulai menulis post ini, aku menyelesaikan novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari (Dee). aku tahu memang sangat telat baru membacanya sekarang (melihat novel ini dicetak pada Agustus 2009). Tapi saya merasakan perasaan emosional yang campur aduk selama membaca novel ini. Meskipun akhir cerita terkesan biasa saja, tapi jalan ceritanya sangat menarik, menurutku.
Hal yang ingin aku ceritakan disini bukan ringkasan ceritanya, bukan apapun tentang novel ini. Melainkan, apa yang aku rasa dan sadari, tentang segala hal, keluarga, sahabat, dan cinta.

Urutan perasaan yang campur aduk aku rasakan bermula pada bagian tokoh-tokoh novel (Kugy, Noni, dan Eko) yang merupakan sahabat dari kecil mengalami permasalahan yang berujung pada keengganan berkomunikasi yang berlangsung lama. Persahabatan yang begitu manis, hancur hanya karena salah paham yang sepele. Akibat sikap enggan untuk terbuka satu sama lain (karena merasa lebih baik tidak berpendapat). Saat aku membaca bagian ini aku merasakan kerinduan akan memiliki seorang sahabat. sahabat yang benar-benar memiliki ketulusan untuk menyayangiku sebagai sahabat. Tidak peduli siapa aku, sifatku, statusku. Sahabat yang menerimaku apa adanya. Tidak mudah memang memberikan title sahabat pada seseorang, dan aku mengakui, sampai saat ini sepertinya belum ada orang yang saya pilih menjadi sahabat. Tapi mendadak rasa rinduku akan seorang temanku kala SMP pun timbul. Orang yang penuh rasa humor, selalu menyempatkan diri untuk bertemu denganku, dan selalu mencariku untuk berbagi masalah dan kekesalan. Walaupun dikala senang ia terkadang melupakanku, tapi aku cukup nyaman berteman baik dengannya sampai saat ini. Perahu Kertas membimbingku untuk mengenali seperti apa rasanya punya sahabat yang sesungguhnya. Persahabatan yang tak akan pernah mati. Dan aku berharap bisa memberikan title Sahabat untukmu,MUHAMMAD RIZQY RAMADHAN.


Selanjutnya, aku rindu keluargaku.
BAMBANG PURWO SRI SEDONO, terimakasih telah menjadi sosok ayah yang baik (walaupun kadang menyebalkan) sampai detik ini. Terimakasih telah menunjukkan rasa sayangmu dengan menempel surat ucapan ulang tahun untukmu yang aku tulis dengan sangat sederhana. hehe. Terimakasih atas perhatianmu yang senantiasa bertanya tentang kabar kuliahku. Terimakasih untuk segalanya yaa. Disela celaanmu, ejekanmu, dan kemarahanmu, aku sadar bahwa ada cinta yang mendalam disana. TERIMA KASIH BAPAKKU.

ENNY SUKILAH
, terimakasih karena telah menjadi sosok ibu kebanggaanku sampai kapanpun, aku bangga mewarisi sedikit dari kepribadianmu, sifatmu, dan pendirianmu. Mungkin aku sudah berulang kali membuatmu merasa sedih akibat tingkahku yang suka ngambek, tapi aku tetap berterimakasih karena telah memaafkanku. Dibalik kekesalanmu karena aku gemar menggodamu, aku tahu kau sangat kehilangan apabila aku tidak dirumah (hahaha). TERIMA KASIH IBUKU.

BAYU TARUNA WIBISONO.
mungkin lo orang terakhir yang suka gue pikirin, tapi setidaknya gue mikirin kan? hahaha. makasih ya udah selalu nemenin gue berantem, mau nganterin gue kemana-mana, terkadang gue merasa kita bisa lebih deket sebenernya, tapi kurang yakin aja untuk selalu terbuka walopun dalam hal sekecil apapun. makasi udah mau dengerin nasehat gue (kadang-kadang). makasi udah menyisihkan uang untuk membelikan gue parfum-parfum biang kebanggaan lo. makasi buat... apa lagi ya? makasi deh. TERIMA KASIH MASKU.

terakhir masalah cinta. aku tidak berminat untuk membahas ini dalam jumlah yang banyak, karena jujur, dalam novel ini hanya ada sedikit hal yang membuat aku mengerti tentang sedikit dari kerumitan cinta:
"Hati tidak memilih, melainkan dipilih."
"Hati itu diberikan, bukan diminta"

Hari ini aku mendadak merasakan kerinduan yang teramat sangat pada semua orang yang aku rasa menyayangiku. Semoga mereka juga merasakan kerinduan yang sama. Amin.

0 comments:

Post a Comment

 

Blog Template by YummyLolly.com